Assalamua'alaikum wr. wb.
Bismillah..
Bismillah..
Mimbar Dakwah : Persiapan Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan Oleh Cepi Nurzaman, S. Ag
https://penajournalis.com/mimbar-dakwah-persiapan-dalam-menghadapi-bulan-ramadhan-oleh-cepi-nurzaman-s-ag/
Penajournalis.com – MATERI KHUTBAH PERSIAPAN DALAM MENGHADAPI BULAN RAMADHAN
Oleh Cepi Nurzaman, S. Ag.
Oleh Cepi Nurzaman, S. Ag.
Bismillahirrahmanirrahiem
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Hadirin ikhwatul iman rohimakumullah,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat illahi Rabbi sang Maha Segala, Allah SWT. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahcurahkan kepada sang khotimul anbiya, Nabi yang dicinta, Nabi Muhammad SAW. Juga semoga sampai kepada keluarga, sahabat, tabiin hingga kepada kita ummatnya yang selalu berusaha mengikuti jejak langkahnya.
Hadirin ikhwatul iman rohimakumullah,
Tak terasa bulan sya’ban telah berada di tanggal 18, berarti kurang lebih dua minggu lagi kita akan masuk bulan Ramadhan. Apa yang harus kita persiapkan dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan, Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin Al-Fadhl (Ulama tabi’ tabiin) yang mengatakan,
كانوا يدعون الله ستة اشهر ان يبلغهم شهر رمضان ويدعون الله ستة اشهران يتقبله منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif: 264)
Hadirin rohimakumullah,
Itulah yang dilakukan oleh para salafus sholih dalam rangka persiapan menghadapi bulan Ramadhan. Menurut Ibnu Rojab, mereka dari jauh-jauh hari selama enam bulan berdoa kepada Allah supaya diberikan panjang usia hingga bisa sampai pada bulan Ramadhan. Begitu besar rasa rindu mereka pada bulan Ramadhan.
Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita merasakan dan melakukan hal yang sama? Bulan Ramadhan sebentar lagi, kurang lebih sekitar 2 minggu. Sudahkah kita mempersiapkan diri? Apa yang harus kita persiapkan?
Tentu saja, kita harus mencontoh kepada para salafuh sholih, dan mengikuti nasihat-nasihat para ulama. Berikut diantaranya :
Yang pertama, memperbanyak doa ( كثرة الدعاء )
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat illahi Rabbi sang Maha Segala, Allah SWT. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahcurahkan kepada sang khotimul anbiya, Nabi yang dicinta, Nabi Muhammad SAW. Juga semoga sampai kepada keluarga, sahabat, tabiin hingga kepada kita ummatnya yang selalu berusaha mengikuti jejak langkahnya.
Hadirin ikhwatul iman rohimakumullah,
Tak terasa bulan sya’ban telah berada di tanggal 18, berarti kurang lebih dua minggu lagi kita akan masuk bulan Ramadhan. Apa yang harus kita persiapkan dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan, Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin Al-Fadhl (Ulama tabi’ tabiin) yang mengatakan,
كانوا يدعون الله ستة اشهر ان يبلغهم شهر رمضان ويدعون الله ستة اشهران يتقبله منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif: 264)
Hadirin rohimakumullah,
Itulah yang dilakukan oleh para salafus sholih dalam rangka persiapan menghadapi bulan Ramadhan. Menurut Ibnu Rojab, mereka dari jauh-jauh hari selama enam bulan berdoa kepada Allah supaya diberikan panjang usia hingga bisa sampai pada bulan Ramadhan. Begitu besar rasa rindu mereka pada bulan Ramadhan.
Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita merasakan dan melakukan hal yang sama? Bulan Ramadhan sebentar lagi, kurang lebih sekitar 2 minggu. Sudahkah kita mempersiapkan diri? Apa yang harus kita persiapkan?
Tentu saja, kita harus mencontoh kepada para salafuh sholih, dan mengikuti nasihat-nasihat para ulama. Berikut diantaranya :
Yang pertama, memperbanyak doa ( كثرة الدعاء )
Dari Abu ‘Amr Al-Auza’, ia berkata: Adalah Yahya bin Abi Katsir berdoa memohon kehadiran bulan Ramadhan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 420)
Atau bisa juga kita berdoa dengan menggunakan bahasa kita masing-masing, karena Allah Maha Mengetahui. Yang pasti inti doa yang harus kita panjatkan adalah permintaan supaya umur kita bisa sampai di bulan Ramadhan dan bisa melaksanakan berbagai amaliyah ramadhan dan yang paling utama adalah bisa berpuasa di bulan Ramadhan.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 420)
Atau bisa juga kita berdoa dengan menggunakan bahasa kita masing-masing, karena Allah Maha Mengetahui. Yang pasti inti doa yang harus kita panjatkan adalah permintaan supaya umur kita bisa sampai di bulan Ramadhan dan bisa melaksanakan berbagai amaliyah ramadhan dan yang paling utama adalah bisa berpuasa di bulan Ramadhan.
Hadirin Rohimakumullah,
Yang kedua adalah memperbanyak istigfar ( كثرة الاستغفار )
Kita sebagai manusia biasa tidak luput dari yang namanya dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil. Oleh karena itu, sudah sepantasnya dalam rangka menanti bulan suci yaitu Bulan Ramadhan, sejak saat ini marilah kita banyak-banyak memohon ampunan kepada Allah. Bertaubat, terutama dari dosa-dosa besar, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” [At Tahriim : 8].
Dan tak lupa juga memohon maaf kepada sesama manusia, terutama kepada orang-orang terdekat yang setiap saat kita bersosialisasi dengan mereka. Misalnya orang tua, suami atau istri, keluarga, tetangga, teman dll.
Yang kedua adalah memperbanyak istigfar ( كثرة الاستغفار )
Kita sebagai manusia biasa tidak luput dari yang namanya dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil. Oleh karena itu, sudah sepantasnya dalam rangka menanti bulan suci yaitu Bulan Ramadhan, sejak saat ini marilah kita banyak-banyak memohon ampunan kepada Allah. Bertaubat, terutama dari dosa-dosa besar, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” [At Tahriim : 8].
Dan tak lupa juga memohon maaf kepada sesama manusia, terutama kepada orang-orang terdekat yang setiap saat kita bersosialisasi dengan mereka. Misalnya orang tua, suami atau istri, keluarga, tetangga, teman dll.
Kalau kita sudah memperbanyak istigfar atau memohon ampunan Allah dari noda dan dosa. kemudian Allah memberi ampunan (karena Allah itu maha pemberi ampunan dan maha penerima taubat), kemudian kita juga sudah saling memaafkan dengan sesama manusia, maka insya Allah ketika datang kepada kita bulan Ramadhan, maka diri dan hati kita sudah bersih dari noda dan dosa. Juga Insya Allah kemungkinan besar ibadah puasa kita akan di terima oleh Allah
Hadirin Rohimakumullah,
Yang ketiga, tak kalah pentingnya adalah meningkatkan keilmuan, terutama yang berhubungan dengan seputar Ramadhan ( ارتفاع العلم )
Hadirin Rohimakumullah,
Yang ketiga, tak kalah pentingnya adalah meningkatkan keilmuan, terutama yang berhubungan dengan seputar Ramadhan ( ارتفاع العلم )
Syarat mutlak amal atau ibadah bisa diterima oleh Allah, adalah harus berdasarkan ilmu yaitu ada dalilnya baik dalam Al Quran maupun Al hadits. Karena amal atau ibadah tanpa didasari Ilmu, tanpa dalil tanpa keterangan, tidak akan diterima oleh Allah alias ditolak sebagaimana Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
“Barang siapa yang melaksanakan suatu amalan tanpa ada perintah dari kami, maka amal itu ditolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Maka dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan, tingkatkan keilmuan kita terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan seputar Ramadhan. Baik melalui pengajian-pengajian, karena saya yakin pasti para ustadz akan banyak yang membahas seputar Ramadhan pada saat ini. Atau melalui kajian-kajian khusus seperti daurah-daurah dalam rangka menghadapi bulan Romadhan, dll.
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
“Barang siapa yang melaksanakan suatu amalan tanpa ada perintah dari kami, maka amal itu ditolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Maka dalam rangka menghadapi bulan Ramadhan, tingkatkan keilmuan kita terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan seputar Ramadhan. Baik melalui pengajian-pengajian, karena saya yakin pasti para ustadz akan banyak yang membahas seputar Ramadhan pada saat ini. Atau melalui kajian-kajian khusus seperti daurah-daurah dalam rangka menghadapi bulan Romadhan, dll.
Hadirin Rohimakumullah,
Yang ke empat, yang tak kalah pentingnya juga adalah, bagi siapa saja yang punya hutang puasa (qodho) maka cepat-cepat bayar sekarang mumpung masih ada waktu. Berikut dalilnya :
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)
Dalil wanita haidh dan nifas adalah hadits dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,
كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.
“Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintarkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho’ shalat.” (HR. Muslim no. 335)
Yang ke empat, yang tak kalah pentingnya juga adalah, bagi siapa saja yang punya hutang puasa (qodho) maka cepat-cepat bayar sekarang mumpung masih ada waktu. Berikut dalilnya :
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)
Dalil wanita haidh dan nifas adalah hadits dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,
كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.
“Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintarkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho’ shalat.” (HR. Muslim no. 335)
Hadirin Rohimakumullah,
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan dalam rangka persiapan menghadapi Bulan Ramadhan (yang kurang lebih sekitar dua minggu lagi), yaitu perbanyak berdoa, perbanyak istighfar, tingkatkan keilmuan dan bagi siapa saja yang punya hutang puasa atau qodho pada Ramadhan kemarin maka cepat lunasi sekarang selagi masih ada waktu.
Mudah-mudahan khutbah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin ya Rabbal Alamien.
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan dalam rangka persiapan menghadapi Bulan Ramadhan (yang kurang lebih sekitar dua minggu lagi), yaitu perbanyak berdoa, perbanyak istighfar, tingkatkan keilmuan dan bagi siapa saja yang punya hutang puasa atau qodho pada Ramadhan kemarin maka cepat lunasi sekarang selagi masih ada waktu.
Mudah-mudahan khutbah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamin ya Rabbal Alamien.